Sabtu, 22 Oktober 2011

Makhluk Halus di Sekitar Bisnis Tokek

Tokek berukuran tubuh besar belakangan banyak dikejar karena berharga mahal. Harga tokek jenis ini sungguh mencengangkan dan menggoda akal sehat, yaitu harganya bisa mencapai Rp 500 juta. Juragan tokek, Nursalim, menemukan banyak keanehan selama tiga tahun berdagang tokek. Bahkan dia menemukan banyak hal ganjil dan gaib di balik hewan merayap itu. Pengalaman Nursalim itu, dicatat Yudhistira untuk Misteri Sejati. Di bawah ini kisahnya…


Aku, Nursalim, umur 50 tahun, menjabat kepala security perusahan oil company Canicas Jakarta. Belakangan, alhamdulillah, berkat bantuan tangan Allah, aku cukup banyak uang karena bisnis totek. Sampai-sampai aku yang ayah dari empat anak ini berhenti kerja, minta pensiun dini demi mendalami bisnis tokek ini. Selama tiga tahun aku berniaga tokek, aku menumpuk keuntungan l00 milyar lebih. Kini rumah, tanah, mobilku alhamdulillah lumayan banyak karena bisnis tokek yang dikatakan jorok oleh sementara orang ini. Mobilku ada cherooke, terano, toyota fortuner dan BMW seri tujuh. Sementara beberapa ruko di WTC Bumi Serpong Damai, aku borong satu deret, l0 ruko sekaligus dan kusewakan pada para pedagang.

Walau belum begitu lama berbisnis tokek, karena aku tekun mempelajari, maka kini aku jadi ahli dalam urusan pertokek’an. Malah belakangan aku dijuluki oleh famili dan teman-temanku dengan sebutan istimewa: Juragan Tokek. Julukan kehormatan yang terkesan “ngampung” ini, tidaklah membuat aku marah. Malah aku menerima panggilan itu dengan senang hati. “Biarin diledekin dengan panggilan Juragan Tokek, tidak apa-apa, yang penting bisa mengumpulkan uang banyak!” dalihku.

Menangkap tokek ternyata bukan hal yang mudah. Tokek tidak bisa ditangkap dengan tangan. Bila terkena tangan, ukuran berat tokek langsung mengecil dan gampang mati karena stress. Lain dari itu, tokek punya mata yang terang dan penciuman yang tajam. Hewan mirip cicak besar itu, sangat cepat berkelit dan langsung lari ke persembunyiannya bila didekati manusia. Nampaknya jinak dan mudah ditangkap, tapi dia gesit berlari. Bahkan pelariannya sangat sulit dijangkau alat, sebab biasanya tokek membangun lobang yang dalam dan masuk dalam lobang tersebut dan sulit dijangkau.

Maka itu, aku menciptakan suatu alat tradisional dari bambu kecil yang panjang dengan benang di ujungnya sebagai tali jebakan. Di bagian ujung benang, ditaruh belalang atau capung sebagai umpan. Tokek itu dipancing, walau tanpa memakai kail dan besi.

Setelah tiga tahun mendalami ilmu tokek, belakangan aku meyakini bahwa ada tokek yang bukanlah kategori hewan biasa. Artinya ada tokek yang sesungguhnya tokek jadi-jadian. Tokek yang begini adalah tokek gaib yang kini ramai digunakan oleh warga negara yang desang digeluti konflik dan dalam suasana perang. Banyak sekali aku menemukan tokek hantu. Artinya tokek yang bersahabat dengan hantu. Hantu penunggu rumah tua, biasanya selalu berdampingan dengan tokek. Bunyi tokek sahabat hantu ini, jumlah suaranya ganjil dan di ujung suara, saat berhenti bersuara, terdengar suara kok, bukan kek. Tutul lurik yang ada di tubuhnya biasanya di bawah jumlah l00 tutul, bukan di atas 300. Sementara itu, jumlah jari kakinya empat, bukan lima atau enam. Mata tokek sahabat hantu ini, bukan merah, tapi putih ke kuning-kuningan dan di malam hari menyemburkan sinar seperti lampu pijar. Jika bertemu tokek hantu, semua pemburu tokek akan mundur, sebab bila terus berdiam akan berbahaya, akan muncul monster tokek yang sangat besar, hantu dari jenis jin iprit yang menghuni pohon tua atau rumah kosong.

Pada tahun 80-an lalu, kawasan wisata Carita dan Anyer, Banten, tidak diminati turis karena keberadaan tokek hantu yang begitu banyak. Setiap villa, bungalow dan homestay di daerah ini, semua dihuni hantu tokek. Maka itu, turis Eropa, Amerika dan Australia yang sangat anti dan takut kepada tokek, tidak berani menginap di sana. Maka itu semua tempat penginapan di daerah ini dijauhi turis. Banyak sekali yang sudah check ini, bayar uang muka lalu membatalkan menginap, minta pulang tengah malam karena mendengar suara tokek. Semua turis asing ketakutan kepada tokek. Kini tokek di daerah Carita dan Anyer sudah tidak ada lagi. Semua tokek sudah dipindahkan secara gaib oleh pawang tokek dari Rangkasbitung, Haji Makmun Salam, 78 tahun, juru kunci makam seorang aulia di daerah Lebak. Tokek-tokek yang selama ini menghuni kawasan Carita dan Anyer dipindahkan ke Ujung Kulon, tinggal di kayu-kayu besar dan tua di ujung barat Pulau Jawa itu.

Belakangan, aku mendapatkan info penting tentang tokek besar yang tersisa di bungalow Martin Scorses di Pantai Anyer. Bungalow tua yang sudah direnovasi milik konglomerat HS itu berdiri megah dengan kolam renang cantik berjarak 300 meter dari pantai. Pada rumah bangunan Belanda bertingkat dua itu, dinyinyalir ada satu tokek besar berberat sekitar l kg yang berharga supermahal. Hal itu pernah beberapa kali dilihat oleh Agus, 34 dan Marina, 32 tahun, pekerja bungalow di atap penginapan sebelah barat. Sosok tokek besar itu berbunyi setiap pukul 12 tengah malam. Karena terlihat tutulnya banyak dan matanya merah darah, maka kedua pekerja itu menelpon aku yang sudah dikenal lama sebagai pemburu, untuk datang mengambil tokek bernilai jual tinggi itu. Besok malamnya, aku berangkat dengan timku, yang terdiri dari tiga orang yang masing-masing membawa alat perangkap tokek.

Dengan menyewa salah satu kamar bungalow, aku dan tim melakukan operasi penangkapan hari Kamis, 26 Maret 2009 pukul 24.00 atau jumat dinihari pukul 00.00 WIB. Kami mendengar suara tokek itu di tempat yang dicurigai muncul, sebanyak beberapa kali dengan suara yang sangat merdu. Suara tokek itu berbunyi dalam jumlah genap, yaitu l2 kali. Jumlah suara itu bagi kami sangat aneh, karena jumlahnya terhitung banyak dan panjang. Sedangkan di ujungnya berbunyi kek, bukan kok, yang berari tokek itu adalah hewan biasa, bukan siluman sahabat hantu, pikirku. Karena aku sudah punya ilmu penakluk tokek, maka tokek besar itu dengan mudah kutangkap malam itu. Kami hanya membutuhkan waktu satu jam saja, yaitu tepat di pukul satu dinihari tokek sudah masuk dalam jebakan. Aku dan rombongan langsung memasukkan tokek itu ke dalam sangkar kawat yang sudah disediakan. Tokek berberat 0.5 kg bertutul lurik lebih dari 300 itu, kupastikan terjual mahal. Sebab sudah ada pemesan khusus dari Palembang, Haji Muhidin, pemilik pabrik es batu di 7 Ulu Darat, sudah menyiapkan uang Rp l milyar untukku bila sudah mendapatkan tokek yang berciri seperti yang baru saja didapat.

Hatiku berbunga-bunga malam itu. Maka keesokan harinya, aku memberikan uang Rp 2 juta kepada dua pegawai hotel yang memberikan info keberadaan tokek dimaksud. Uang itu baru sebagai panjar, kelak bila tokek itu sudah dibayar, kedua pegawai bungalow Martin Scorses itu akan diberi uang tambahan lagi. Tanggal 27 Maret pukul ll siang, aku sudah sudah sampai di rumahku di Cileduk, Kota Tangerang. Tokek yang tersimpan di dalam sangkar yang tertutup kain hitam itu dikeluarkan dari bagasi BMW ku yang warna silver dan dikumpulkan bersama tokek-tokek lain dalam gudang. Saat penutup dibuka, batinku terkejut luar biasa, karena tokek besar yang kami tangkap itu menjadi kecil, hanya sebesar cicak dengan tutul-tutul yang berjumlah kurang dari l00.

Melihat keadaan itu aku pun menjadi panik. Aku langsung memanggil kedua teman dan semua tercengang. Padahal pagi hari tadi, pagi-pagi benar aku sudah menelpon Haji Muhidin di Palembang dan pemilik pabrik es itu sudah terbang dengan pesawat pertama Garuda Indonesian Airways dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Palembang, yang akan sampai di rumahku di Cileduk sekitar jam 12 siang. Duh Gusti, apa yang mesti saya katakan pada Pak Haji Muhidin nanti prihal tokek yang mengecil ini? Pikirku. Dua teman ku pun langusng saja menjadi getir. Jangankan dapat uang milyaran, aku malah akan terkena sangsi denda oleh Haji Muhidin dan mesti bayar ganti rugi uang pesawat pulang balik karena telah merugikan pengusaha Palembang yang dikenal galak itu. Dengan wajah lesu dan jantung berdetak kencang, aku kembali menutup sangkar tokek dengan kain hitam dan menghambur ke ruang sembahyang.

Aku memimpin sholat zuhur siang itu, jadi imam beberapa keluarga dan teman yang jadi makmum. Habis sholat aku menyepi sendirian di tempat sembahyang dan berdoa dengan khusyuk. Doa yang kumintakan pada Allah adalah agar kiranya Allah menolong aku dari amukan Haji Muhidin. Aku berharap agar Haji Muhidin yang segera datang tidak marah dan tidak mengamuk setelah mengetahui tokek yang dijanjikan tidak sesuai kenyataan. Sebab semua tahu persis, bahwa Haji Muhidin sangat pemarah, berangasan dan ringan tangan bila sudah merasa kesal dengan seseorang.

Benar saja, pukul l.30 siang, taksi Blue Bird yang dinaiki Haji Muhidin berhenti di halaman rumahku. Jantungku berdegub kencang dan langsung mencium tangan lelaki bermata kemerahan itu. Haji Muhidin menjulurkan pempek Pak Raden yang terkenal nikmat kepada kami dalam sebuah kotak besar sambil berucap. “Ini titipan ibu di Palembang untuk anak-anak!” cetus Haji Muhidin.

“Ayo kita langsung saja ke gudang, mana barang itu?” desak Haji Muhidin, sambil mengajak aku menengok tokek besar yang dimaksud. Dengan langkah lemas dan gugup, aku membimbing mitra bisnisku itu ke gudang belakang. Dua anggota timku membuntuti dengan hati yang harap-harap cemas. Dengan langkah gemetar aku menghampiri sangkar yang tertutup kain hitam dan membukanya. Begitu terbuka, jantungku berdetak kencang dan keringat dingin mengalir deras di keningku. “Oh Tuhan!” pekikku.

Arkian, tokek yang tadinya mengecil itu ternyata kembali membesar. Malah lebih besar daripada saat ditangkap tadi malam. Aku yang terperangah melihat kenyataan itu, kaget dan terkejut hebat. Tapi aku berusaha menyembunyikan rasa keget itu dari Haji Muhidin. Artinya, hal sensasi besar itu tidak mesti ditunjukkannya kepada Haji Muhidin. Haji Muhidin langsung memukul bahuku dan memujiku. “Nah ini baru barang bagus, dua hari lagi saya langsung kirim ke Irak!” tegas Haji Muhidin.

Seperti biasanya, Haji Muhidin memberikan porskot 50 persen dari harga tokok utuh kepadaku, yaitu check sebesar Rp 500 juta. Dengan perasaan gamang, aku terpaksa melepas tokek berikut sangkarnya sambil menerima check setengah milyar itu. Setelah makan siang, Haji Muhidin menuju airport dan terbang ke Palembang. Dua hari setelah itu, yaitu hari minggu tanggal 29 Maret 2009, Haji Muhidin menelpon, menyebut bahwa tokek seharga Rp l Milyar itu adalah monster. Diceritakan, bahwa hari Minggu dinihari, pukul 4 pagi, keluarga dikagetkan oleh suara bergemuruh di dalam gudang bawah rumahnya. Setelah didatangi, mereka melihat seekor monster tokek sebesar induk komodo. Matanya merah menyala dan lidahnya menjalar ke pintu gudang. “Tokek itu bukan tokek biasa, tapi monster. Saking besarnya, tubuh tokek itu terjepit dalam gudang. Tapi tidak apa, aku sudah biasa mengatasinya, justru Irak butuh tokek siluman, monster seperti ini. Besok aku kirim kalau dia bisa dikecilkan lagi. Di sini ada pawang tokek dan aku minta tolong sama dia supaya diperkecil!” teriak Haji Muhidin.

Benar saja, melalui orang pintar Palembang, tokek itu diritual menjadi kecil lagi. Senin tanggal 30 sore, hewan itu dikirim ke Irak dan Haji Muhidin sudah menerima pembayaran tunai. Karena mendapat uang lebih, maka aku pun dibayar lebih oleh Haji Muhidin dengan kelebihan. Kekurangan uang yang Rp 500 juta, ditambah lagi Rp 200 juta hingga menjadi Rp 700 juta. Tim saya pun dapat uang lebihan dan dua pegawai Martin Scorses pun, saya kasih lebih karena ini rejekih bersama!

Kenapa tokek dan monster tokek itu banyak dibutuhkan di Irak. Sebagaimana yang kita tahu, nyawa manusia di Irak begitu murah. Orang begitu mudah terbunuh dan seseorang begitu mudah membunuh orang lain. Bahkan belakangan ini paling banyak orang pasang badan melakukan bom bunuh diri. Karena kekacauan politik, terutama sejak adanya pemerintahan boneka Amerika, banyak warga anti Amerika yang siap membunuh secara membabi buta. Karena keadaan politik dan keamanan tak menentu itu, maka banyak orang kaya Irak yang mencari ilmu benteng gaib penyelamat jiwa di Indonesia ini. Semua ilmu dan peranti gaib itu dibutuhkan untuk keselamatan jiwa, agar orang terselamatkan dari pembunuhan lewat bom. Dulu batu mirah delima anti peluru yang dicari, sekarang ini tokek yang paling dibutuhkan.

Di Irak, tokek ternyata mampu memberi petunjuk sebagai tanda marabahaya bila ada bom. Bahkan, tokek terbukti sebagai hewan penghuni rumah yang mampu melindungi seisi rumah dari bencana pembunuhan. Tokek biasa apalagi monster tokek, bisa membuat penghuni rumah yang bersahabat dengannya akan menjadi kebal. Beberapa orang terbukti selamat dari ancam bom bunuh diri Irak hanya karena memeliki tokek sakti di rumahnya. Tokek sakti yang dimaksud adalah tokek besar bermata merah dan bertutul lurik lebih dari 300. Bahkan belakangan, monster tokek, yaitu siluman tokek, malah lebih banyak dicari karena lebih sakti dan mumpuni.

Karena tokek agak mudah didapat dan berharga mahal, maka banyak orang berburu tokek ke mana-mana. Sayang, tidak semua tokek dibutuhkan. Hanya tokek tertentu seperti contoh di atas tadi yang dicari dan berharga selangit. Kalau tokek biasa, dipastikan tidak ada harganya. Aku memang banyak memiliki tokek, tapi hanya tokek biasa, bahkan banyak yang mati karena stress. Sementara tokek gaib, istilahnya Tokek Hantu, tidak pernah mati karena mereka bangsa jin. Dia mati bila kiamat tiba. Tokek ternyata hewan legenda purba yang misterius dan mumpuni secara gaib, karena berdimensi supramistik serta beraura kharismatik. Tokek mampu melindungi siapapun yang memelihara dan memperhatikannya dengan baik. Selain melindungi dari marabahaya, tokek juga diyakini sebagai hewan membawa rejekih. Boleh percaya tidak pun boleh, tapi paling tidak semua pemburu tokek meyakini hal itu dalam tataran kebenarannya.

(Kasus tokek ini dialami Nursalim, boss tokek, Yudhistira menelusuri cerita itu untuk Misteri Sejati-Red)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons