Selasa, 01 Juni 2010

Latar belakang yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Bagi Perempuan

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi, apalagi hal ini dilakukan oleh perempuan. Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
Merokok bukan saja milik kaum laki-laki. Merokok sudah menjadi gaya hidup kaum perempuan. Duduk-duduk di cafe, di pojok kota, jarang melihat perempuan tanpa sebatang rokok terselip di jarinya. Rokok dapat menjadikan hidup lebih keren. Lebih dari sekadar mengejar nikmatnya cita rasa nikotin belaka. Merokok dapat dilakukan dimana saja, umumnya orang-orang yang merokok hanya ingin memperoleh kenikmatan yang bersifat sementara tanpa memikirkan efek negatif dari rokok tersebut.
Kebiasaan merokok pada awal abad ke-20 sangat jarang di kalangan perempuan dan menjadi suatu hal yang lazim di kalangan perempuan setelah dilakukan laki-laki. Pada tahun 2006, sekitar 981(11.8%) perempuan merokok di Palembang. Walaupun perempuan perokok lebih sedikit dibandingkan laki-laki, perbedaan persentasenya semakin menurun. Sekarang, dengan perbedaan jumlah yang semakin sedikit diantara perempuan perokok dengan laki-laki perokok, perempuan menanggung beban berat penyakit yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan merokok ini.
Perempuan perokok yang sudah menopause memiliki kepadatan tulang lebih rendah daripada perempuan yang tidak pernah merokok. Perempuan perokok berisiko tinggi terkena patah tulang pinggul dibandingkan dengan perempuan nonperokok. Merokok juga dapat mengakibatkan kulit lebih cepat keriput sehingga penampilan perempuan perokok menjadi kurang menarik dan kelihatan lebih tua dari usianya. Perempuan menjadi target utama pemasaran tembakau yang bertema menjadi seseorang yang disenangi, mandiri, dan berat badan yang terkontrol. Pesan tersebut gencar disampaikan dalam berbagai bentuk iklan dengan memakai model yang berbadan langsing, menarik, dan atletis.
Perempuan merokok dengan alasan menghindari kelebihan berat badan dan menjadikannya sebagai identitas diri sebagai remaja yang mandiri dan menarik. Hal tersebut merupakan refleksi iklan tembakau. Kesan sosial dapat meyakinkan remaja bahwa kelebihan berat badan adalah lebih buruk daripada merokok. Iklan rokok juga menyebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan badan lansing dan menekan nafsu makan.
Perempuan yang berperilaku merokok tertentu memiliki alasan tersendiri. Salah satunya bisa saja sebagai pelampiasan terhadap ketatnya perlindungan dan pengawasan yang dilakukan oleh orang tua. Selain itu, mungkin dapat juga sebagai bentuk kesetaraan atau kesamaan kemampuan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan.
Dari latar belakang di atas kegiatan merokok sangat merugikan kesehatan khususnya perempuan , yang daya tahan tubuhnya tidak lebih rentan dari pada laki-laki. Jadi, kita dapat berpendapat atau berasumsi untuk lebih memilih mengikuti perkembangan zaman dalam hal pergaulan atau lebih memilih merusak kesehatan kita sendiri. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk diteliti dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

Rumusan
Perumusan dari tulisan ini adalah Gaya Hidup Perempuan. Untuk memberikan arah yang jelas terhadap masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square?
2. Apa yang melatarbelakangi perempuan merokok di Tower Bilyard Palembang Square?

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Penelitian
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pemahaman perempuann mengenai perilaku merokok.
Untuk mengetahui perilaku atau kebiasaan perempuan merokok.

Tujuan Khusus Penelitian
Untuk melihat gambaran pemahaman perempuan mengenai perilaku merokok di Tower Biliar Palembang Square
Untuk mengetahui hal yang melatarbelakangi perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square.

Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi dan juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya penelitian sosial dalam mengkaji dan memahami perempuan yang merokok.
.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi kepada masyarakat tentang gambaran dari perilaku perempuan yg merokok di Tower Bilyard Palembang Square.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan kepada masyarakat untuk dapat menyikapi dengan memberikan pengetahuan yang dapat lebih membantu masyarakat dalam menjaga kesehatannya.

Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai perilaku merokok, para perokok memilki kecenderungan kelemahan dalam hal ingatan dan nalar berfikir (kecerdasan) dari pada mereka yang tidak merokok khususnya mereka yang masih dalam pertengahan usia dewasa. Sebuah penelitian yang dilaporkan oleh Severine Sabia dan koleganya dari Institusi Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis di Villejuif Prancis menyatakan bahwa para peneliti Perancis menyebutkan, data yang dikumpulkan dari 5000 warga Inggris, ditemukan bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan, bernalar, kosakata, dan juga kecakapan verbalnya, dari pada mereka yang tidak merokok. Dari hasil penelitian itu juga menemukan bahwa merokok sangat berhubungan dengan penurunan mental pada usia muda, seperti halnya juga mempengaruhi kerapuhan fisiknya di kemudian hari.
Tidak ada orang yang tidak tahu dampak negatif rokok bagi kesehatan. Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (disbanding yang tidak mengisap rokok) 14 kali menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokkan, 4x menderita kanker eshopagus, 2 kali kanker kandung kemih, 2 kali serangan jantung. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti akan kebutuhan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama. Namun tidak ada batas aman bagi orang yang terpapar asap rokok.
Sedangkan pada perempuan secara khusus dapat menimbulkan menopause dini. Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia. Menurut Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya, di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok. Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hamper dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 15 tahun.
Kemungkinan para remaja telah mulai menciba merokok pada saat mereka masih duduk di bangku SMP dan SMU. Menurut Bambang Gunawan berdasarkan data dari Komisi Nasional Perlindngan Anak, bahwa saat ini ada sekitar 71,3 % remaja di Indonesia yang pernah merokok dan bahkan ada sekitar 3,8 % anak berusia 9 tahun sampai 12 tahun yang sudah menjadi perokok pemula (www.pakuanraya.com.hasil download 4 mei 2008). Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Retna Mahriani dkk yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa SLTP di Kotamadya Palembang Untuk Merokok” (1992:17) diungkapkan bahwa dari responden yang telah diteliti yaitu siswa SLTP (remaja pria) yang termasuk dalam kategori remaja dan bermukim di Kodya Palembang diantaranya melakukan kegiatan merokok sekitar 56,75 %. Umumnya mereka telah melakukan merokok lebih dari satu bungkus perhari yaitu sekitar 56,25 %, dan mereka telah melakukannya lebih dari satu tahun di bangku sekolah dasar.
Hasil penelitian pula diungkapkan siswa SLTP di Kota Palembang merokok karena ajakan teman, dan merokok atas kemauan sendiri. Sedangkan alas an-alasan yang menyebabkan siswa SLTP tersebut untuk merokok adalah untuk coba-coba, takut diejek teman, karena iklan yang didengar atau dilihatnya, agar tampak dewasa, dan jantan. Menurut Retna Mahriani dkk kegaiatan merokok tidak saja dipengaruhi oleh teman-temannya, tetapi juga oleh keluarga, dari ayah dan dari kakak.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Arif Handoyo (dalam Adriansyah Lukita) tampak bahwa terjadi perubahan latar belakang atau motif remaja dalam merokok. Awalnya motif yang mendasarinya adalah untuk memenuhi kebutuhan social (mempermudah pergaulan, diterima dalam kelompok, dan sebagainya), dan untuk memenuhi kebutuhan psikologis (mendapatkan ketenangan, mengusir stress, kejenuhan, dan sebagainya). Setelah menikmati kenikmatan rokok yang sesungguhnya, tidak lain sebagai kebanggaan symbol-simbol tertentu.
Menurut Adriansyah Lukita (2007:31-32) remaja memberikan makna tertentu terhadap perilaku merokok sebagai symbol-simbol tertentu, yakni sebagai ekspresi kebebasan, kedewasaan, lambing pergaulan dan gaya hidup modern. Masing-masing remaja menginterprestasikan perilaku merokok mereka secara berbeda-beda, tergantung dari motif yang mendasari mereka untuk merokok.
Berbeda dengan ketiga hasil penelitian yang telah diungkapkan diatas, dimana yang menjadi subjek penelitiannya adalah laki-laki. Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square. Selain itu dalam penelitian ini ada tiga pokok permasalahan yang akan diungkapkan yaitu pertama, bagaimana perilaku perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square berkenaan dengan kondisi sosial, dan gaya hidup yang meliputi sifat-sifat perempuan tersebut. Kedua, bagaimana persepsi pengunjung mengenai perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square.

Desain Penelitian
1 Jenis dan Sifat PenelitianMelihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah atau berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan-status fenomena (gejala sosial) perilaku perempuan dalam kehidupan masyarakat, khususnya perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square.
2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Tower Bilyard, Palembang Square. Alasan dipilihnya lokasi penelitian Tower Bilyard ini karena Tower Bilyard merupakan salah satu tempat yang selalu ramai di setiap harinya dimana kebanyakan pengunjung yang dating ke lokasi tersebut adalah untuk mencari kesenangan dan keceriaan dengan bermain bilyard, dan diantaranya terdapat perempuan yang sering merokok di lokasi tersebut. Setelah itu konsultasi dengan Manager Tower Bilyard untuk mencari informasi tentang pengunjung bilyard khususnya perempuan yang sering merokok.
3 Batasan Konsep
Batasan konsep dalam penelitian ini adalah :
Perempuan yang melakukan perilaku merokok, khususnya perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square.
Kelompok perempuan yang diteliti adalah perempuan yang merokok pada usia 18-25 tahun.
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam tehnik pengumpulan data digunakan cara yang seefisien mungkin dalam mengikat dan mengumpulkan data yang diperlukan. Berbagai tehnik memiliki kelebihan tersendiri, sehingga penggunaan secara bergantian akan dapat saling melengkapi. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Library Research (Kepustakaan)
Adalah dengan mempelajari, mengumpulkan data atau keterangan dan buku perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diambil atau dibahas. Data kepustakaan diperoleh dari buku-buku, laporan dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, data kepustakaan ini bertujuan untuk mendukung data primer.
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dan tidak terlihat, observasi dilakukan di daerah penelitian, yaitu Tower Bilyard, Palembang Square, untuk mendapatkan gambaran umum berlatar belakang fisik, sosial, ekonomi, dan budaya dari fenomena yang dijadikan fokus penelitian. Observasi ini ditujukan untuk menghubungkan latar belakang materi dalam fenomena sosial yang diteliti.
3. Wawancara Langsung atau Questioner
Dalam cara ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan pengunjung yang dipilih, dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

Tehnik Analisis Data
Tehnik analisa data didasarkan pada pendekatan yang digunakan , yaitu sebagai berikut :
Fenomenologi
Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman mengenai perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square, membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data, menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi). Peneliti kemudian memberikan penjelasan dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.


Data dan Sumber Data
1 Data Primer
Data primer didapat melalui wawancara mendalam (indepth interviewing) terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara (interviewing guide). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan atau gaya hidup perempuan yang merokok, mengetahui latar belakang perempuan yang merokok di Tower Bilyard Palembang Square.
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data di luar data primer yang menunjang penelitian. Sumber data sekunder adalah studi pustaka, buku-buku ilmu-ilmu sosial yang berkaitan dengan tujuan penelitian, artikel tentang perempuan perokok, buku filosofi tentang rokok, majalah, novel, dan bahan-bahan untuk data yang diperoleh dari internet, buku tentang metodelogi penelitian kualitatif, dan buku-buku lain yang berkaitan dengan focus penelitian. Data-data yang berkaitan tentang perempuan yang merokok, kesehatan perempuan, gaya hidup perempuan, kebiasaan dan prilaku perempuan yang merokok, serta data mengenai pengunjung bilyard baik itu pada waktu siang hari dan malam hari di Tower Bilyard Palembang Square.

Unit Analisis Data
Unit analisis adalah satuan-satuan yang menunjuk pada subjek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu, yaitu perempuan dalam trend perempuan perokok di Tower Bilyard Palembang Square.

Analisis dan pembahasan ini akan menjelaskan mengenai bagaimana gambaran pemahaman perilaku perempuan yang merokok di Tower Biliar Palembang Square serta memahami latar belakang dari perilaku merokok perempuan itu sendiri, seperti yang sudah dijelaskan pada bab pertama mengenai tujuan dari penelitian ini. Untuk menggambarkannya akan digunakan data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh melalui pedoman wawancara dengan 5 (lima) orang informan yaitu perempuan yang merokok di Tower Biliar Palembang Square, dan seorang informan pendukung yang merupakan salah satu pegawai Tower Biliar Palembang Square tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
1. Pemahaman Perempuan Tentang Perilaku Merokok
Menurut Moeliono (1990, h.752) merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok itu sendiri dapat diartikan sebagai gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun, nipah, kertas, dsbnya). Perilaku merokok dapat dikatakan sebagai kegiatan sewaktu menghisap tembakau yang dilakukan oleh individu. Pada mulanya, perilaku mereka kebanyakan terjadi pada sat individu berusia remaja, kebiasaan merokok ini akan terus berlanjut sampai individu memasuki masa dewasa dan biasanya orang merokok untuk mengatasi masalah emosional. Bagi sekelompok orang, merokok merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus dapat dijadikan teman dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang tergolong santai, bahkan ada pula yang beranggapan bahwa merokok merupakan sebuah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kegelisahan ataupun ketegangan. (Sarafino dalam Sewy, 2004, h.1)
Perilaku merokok bukanlah bukanlah perilaku yang asing lagi disekitar kita. Bahkan kelompok umur perokok pun sangat bervariatif dan bukan menjadi dominasi kaum pria saja. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan tentang bahaya merokok. Namun hal tersebut tampaknya tidak mengurangi jumlah perokok yang ada. Bahkan kebiasaan merokok ini menjadi trend dikalangan remaja seiring dengan banyaknya sponsor perusahaan rokok pada pagelaran musik atau kegiatan olahraga
Di Indonesia perilaku merokok pada perempuan bukanlah hal yang tabu lagi. Bahkan perilaku ini sudah banyak dilakukan pada remaja perempuan,pada awalnya perilaku merokok muncul akibat dorongan atau motivasi yang berasal baik dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu (pengaruh lingkungan). Motivasi merokok dari dalam diri 9motif intrinsic) muncul karena pengaruh rasa penasaran dan rasa inin tahu individu terhadap kenikmatan dan cita rasa rokok/tembakau, sedangkan motivasi merokok dari luar (motif ekstrinsik) muncul akibat dari pengaruh lingkungan seperti keluarga, teman dan iklan.
Perilaku merokok yang dilakukan oleh perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi psikologis, lingkungan, keluarga dan sebagainya. Namun setiap individu yang mengkonsumsi rokok memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang perilaku merokok.
Merokok Dapat Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Perempuan
Ada beberapa dari informan yang mengidentikkan perilaku merokok sebagai simbol kepercayaan diri,menurut mereka merokok dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam pergaulannya. Seperti yang dikemukakan


Gambaran Umum Informan dan Data Informan Pendukung

a. Informan Ang
Ang(20)berasal dari daerah Palembang, dan beragama Islam. Di palembang Ang tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil(PNS) dikota Palembang, sedangkan ibunya merupakan wiraswasta. Ang merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dimana Ang merupakan anak perempuan satu-satunya dikeluarga. Ang mulai mengenal rokok sejak kelas 3 SMP melalui kakak laki-lakinya dan juga teman-teman perempuanya, Ang biasa menghisap rokok dengan jenis rokok Filter Mentol

b. Informan Nt
Nt(22) berasal dari daerah Bangka, dan beragama Islam. Dipalembang Nt tinggal sendiri, Nt mengontrak rumah disalah satu kawasan dikota Palembang. Ayahnya merupakan wiraswasta, sedangkan ibunya tidak bekerja. Nt anak perempuan yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, dimana saudara laki-lakinya berjumlah satu orang, sedangkan saudara perempuannya berjumlah satu orang. Nt mulai mengenal rokok sejak ia mulai duduk dibangku kuliah, Nt merokok karena sering melihat teman-teman perempuannya merokok, dan itupun tanpa sepengetahuan orangtua. Jenis rokok yang biasa Nt hisap adalah rokok Filter.

c. Informan Ds
Ds(19) berasal dari daerah Palembang dan beragama Islam. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Ayahnya bekerja disalah satu perusahaan swasta dikota palembang, sedangkan ibunya tidak bekerja. Ds merupakan anak perempuan pertama dari tiga bersaudara, dimana saudara laki-lakinya berjumlah satu orang. Sedangkan saudara perempuanya berjumlah satu orang. Ds mulai mengenal rokok sejak kelas 3 SMA setelah Ds menonton film dibioskop yang menunjukan adegan rokok pada perempuan, Ds pun mencoba untuk merokok didalam kamar tidur dirumahnya, tanpa sepegetahuan orangtuanya. Layaknya adegan yang tadi ia tonton. Jenis rokok yang biasa ia hisap adalah rokok filter.

d. Inforaman Mr
Mr(21) berasal dari Palembang, dan beragama kristen Protestan. Dipalembang, Mr tinggal bersama kedua orangtuanya, Ayahnya merupakan wiraswasta, sedangkan ibunya tidak bekerja. Mr merupakan anak laki-laki yang ketiga dari lima bersaudara. Dimana saudara laki-lakinya berjumlah tiga orang, sedangkan saudara perempuanya berjumlah satu orang. Mr mulai mengenal rokok sejak kelas 1 SMP dari ayah dan ibunya yang biasa merokok dirumah. Jenis rokok yang biasa dihisap adalah rokok filter menthol.

e. Informan Sr
Sr(22)berasal dari Palembang dan beragama Islam diPalembang Ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayahnya merupakan pensiunan pegawai negri sipil (PNS), sedangkan ibunya merupakan wiraswasta. Ia merupakan anak laki-laki bungsu dari tiga bersaudara, dimana ia memiliki dua orang saudara laki-laki. Sr mulai mengenal rokok sejak ia masih duduk dikelas 1 SMA, dari kakak laki-lakinya yang sering ia lihat sedang merokok, dan orang tuanya tau prilaku merokoknya tersebut serta melarang namun larangan orang tuanya tersebut dicuhkan saja oleh informan Sr. Jenis rokok yang biasa dia hisap adalah rokok filter.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons