Selasa, 15 Juni 2010

Tips - Tips Didalam Kehidupan Perkawinan

Tips Hindari Konflik dengan Keluarga Pasangan

Menjalin hubungan baik antara keluarga suami bisa jadi tak sesulit yang dibayangkan. Yang dibutuhkan adalah keinginan untuk menempatkan diri sebagai bagian dari anggota keluarga.

Melihat Secara Perspektif
Pasangan tercinta dan keluarganya dapat diibaratkan sebagai sebuah paket yang datang sekaligus. Sadarilah bahwa para saudara ipar dan mertua akan selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda yang baru. Baik Anda maupun pasangan sama-sama wajib mengusahakan yang terbaik untuk keluarga yang sedang dibentuk. Anggapan bahwa mereka adalah 'orang lain' biasanya akan membuat keadaan semakin sulit. Anggaplah keluarga suami seperti keluarga Anda sendiri.

Kebersamaan
Tentukan batasan dan tetapkan ekspektasi. Bisakah sanak saudaranya datang berkunjung tanpa pemberitahuan sebelumnya? Bolehkan ibu mertua menidurkan anak-anak Anda di luar jam tidur yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada banyak hal yang harus diputuskan bersama-sama. Ingat, baik Anda atau pasangan bukanlah pembaca pikiran. Ia tak akan paham yang Anda inginkan dan harapkan kecuali Anda bicara kepadanya. Begitu pula dengan keluarga kedua belah pihak.

Each to His Own
Jika salah satu tengah bermasalah dengan ayah mertua, maka sudah jadi kewajiban si anak kandung menjadi mediator dan menengahi perselisihan. Pihak yang mempunyai hubungan lebih dekat (ayah dengan anak) lah yang harus berinisiatif menyelesaikan masalah. Bukan hal yang bijaksana jika menantu dan mertua saling melakukan konfrontasi.

Memahami Kebiasaan
Anda terganggu dengan kebiasaan-kebiasaan saudara-saudara ipar atau kegiatan-kegiatan rutin di keluarga si dia, seperti arisan keluarga, piknik bersama, dan yang sejenisnya? Daripada menyimpan kesal untuk hal-hal sepele, lebih baik pahami dan terima saja kebiasaan yang sudah ada jauh sebelum Anda bertemu dan menikahi si dia. Hargai ikatan yang sudah terjalin erat antara pasangan Anda dengan saudara-saudaranya. Bersikaplah suportif. Tapi Anda tetap punya hak untuk mengutarakan keberatan jika kasusnya memang cukup serius dan mengganggu. Menjaga hubungan baik dengan keluarga sangatlah penting, karena pada saat tersulit, siapa lagi yang akan membantu Anda kecuali keluarga.

Oh Mama, Oh Papa
Sejauh yang Anda bisa, usahakan untuk tidak melibatkan pihak luar (keluarga sendiri sekalipun) dalam masalah internal Anda dan pasangan. Ketika kedongkolan pada si dia sudah di ubun-ubun dan ribut besar menjelang di depan mata, godaan untuk mengepak pakaian lalu terbang dan mengetuk pintu rumah orangtua tersayang pasti sangat menggoda. Saran kami, jangan lakukan! Bersikaplah dewasa dan pertimbangkan segala situasi dengan matang.

Sumber : wolipop



Mereka Yang Harus Diperhatikan Saat Pernikahan


Saat hari pernikahan tiba, tidak hanya kedua mempelai yang sibuk berhias agar para tamu yang datang mengagumi mereka. Orangtua kedua mempelai, among tamu, pagar ayu dan pagar bagus hingga penerima tamu pun sibuk mempercantik diri untuk
tampil di hari pernikahan si mempelai.

Orangtua Mempelai
Keinginan untuk tampil memesona juga tidak hanya dirasakan oleh kedua mempelai saja. kedua orangtua mempelai pun ingin tampil berbeda. Terutama bila jumlah tamu yang diundang sebagian besar berasal dari kedua orangtua. Sebagai keluarga inti mempelai, wajar jika mereka ingin terlihat sempurna dalam urusan
penampilan.

Among Tamu
Among tamu biasanya berada di barisan terdepan di tempat resepsi pernikahan. Tepatnya berada di pintu masuk menuju pelaminan. Mereka bisa terdiri dari keluarga kedua mempelai, para sesepuh, tetangga dekat yang dituakan bahkan adapula rekan kerja. Terkadang, among tamu juga didapuk sebagai panitia pernikahan si mempelai. Walau mereka bukan keluarga inti mempelai, namun urusan penampilan tetap nomor satu.

Pagar Ayu dan Pagar Bagus
Biasanya para saudara atau keponakan kedua mempelai yang terpilih menjadi pagar ayu dan pagar bagus. Bahkan terkadang sahabat dekat kedua mempelai ikut dalam barisan tersebut. Tapi, meski mereka hanya didaulat sebagai pagar ayu dan pagar
bagus, bukan berarti penampilan mereka hanya sekadarnya. Cantik atau gagah di sebuah upacara pernikahan, tetap menjadi prioritas mereka.

Penerima Tamu
Mereka yang dipilih hampir sama dengan posisi pagar ayu/pagar bagus, yaitu bisa saudara, keponakan, atau tetangga yang sudah remaja. Busana yang mereka kenakan sebagian besar mewakili adat istiadat pernikahan si mempelai.


Sumber : wolipop





Seni 'Bertengkar' Sehat Dalam Pernikahan

Tak satupun pernikahan yang luput dari konflik. Adakalanya sebuah pertengkaran menjadi media bagi suami-istri untuk saling mengemukakan pendapat.

Namun ada batasan-batasan yang harus dibuat saat Anda dan suami saat bertengkar atau silang pendapat. Berikut beberapa aturannya.

1. Saat bersilang pendapat, baik suami maupun istri memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mendengarkan juga didengarkan. Jangan ada perasaan selalu benar dari salah satu pihak. Jika Anda atau pasangan merasa selalu benar, maka tak ada gunanya berdebat. Karena hanya akan berujung pada suatu kebuntuan.

2. Bertengkar bukan berarti harus dengan cara merendahkan, mengejek serta menghina satu sama lain. Bertingkahlah bak dua orang dewasa yang tengah mencari jalan keluar. Jangan bertindak seperti ABG yang tengah unjuk kekuatan karena gengsi semata.

3. Jangan pernah memotong pembicaraan pasangan dengan cara menyela atau bahkan lari dari situasi.

4. Ingat, pendapat Anda juga pasangan sama pentingnya. Jangan bersikap egois dengan mengutamakan kepentingan sendiri.

5. Konflik dan pertengkaran yang Anda lakukan semata-mata untuk mecari titik tengah dan sebuah kompromi. Jangan jadikan pertengkaran sebagai ajang saling menjatuhkan. Hal itu justru akan menjadi bumerang bagi rumah tangga Anda.


Sumber : wolipop















"Menjaga keutuhan sebuah rumah tangga akan menjadi mudah jika tahu rahasianya"
Dengan menyisihkan waktu tak lebih dari lima menit, hubungan Anda dan suami akan semakin mesra

1. Jaga cara bicara
Berbicara dengan pasangan tentunya berbeda dengan berbicara dengan orang lain. Tempatkan posisi pasangan dengan benar. Jaga nada bicara dan intonasi Anda. Buat ia merasa dihargai, dihormati juga dicintai. Jangan justru membuatnya merasa terintimidasi dengan gaya bicara Anda.

2. Ciuman sayang
Pulang kantor malam hari selalu melelahkan. Kadang bersantai di rumah adalah hal yang paling Anda dan pasangan inginkan. Tak ada salahnya untuk mencium pasangan Anda di sela-sela waktu santai. Ciuman yang tulus akan menunjukan seberapa rasa cinta Anda. Hubungan dengan pasangan pun makin hangat.

3. Buang kata 'Saya' ganti dengan 'Kita'
Saat Anda melangkah ke pelaminan, suami adalah patner hidup. Setiap hal yang Anda pikirkan dan lakukan haruslah juga mempertimbangkan keadaan dan perasaan suami. Tak ada lagi 'Saya'. Kini saatnya Anda menggunakan kata 'Kita'.

4. Ucapkan terima kasih
Kata yang satu ini terkesan sepele. Namun efeknya sungguh luar biasa. Dengan kata 'Terima Kasih', Anda sudah menunjukkan betapa Anda menghargai pasangan.

Keempat hal tadi memang terkesan kurang penting, namun efeknya bisa jadi sangat berguna untuk kelangsungan rumah tangga Anda. Jadi tak ada salahnya untuk dicoba kan?

Sumber : wolipop



Pentingnya Seks Bagi Kelangsungan Pernikahan



Di dalam sebuah pernikahan, rasa cinta, kasih sayang dan saling membutuhkan adalah hal yang utama. Perasaan itu nantinya akan menimbulkan keintiman dan kebutuhan seks di antara pasangan.

Saat menikah, Anda dan pasangan harus siap berbagi segala hal termasuk yang terburuk. Trauma, rasa takut, stress dan sebagainya harus Anda bagi bersama. Untuk mengimbanginya, tentu saja Anda juga harus berbagi kebahagiaan juga kemesraan. Salah satunya adalah dengan berhubungan seks.

Seks yang berkualitas juga merupakan salah satu cara untuk memuaskan pasangan. Dalam sebuah pernikahan, membahagiakan pasangan adalah salah satu hal yang harus dilakukan. Seks adalah salah satu caranya.

Di sisi lain, kita juga bisa menilai pernikahan seseorang dari kehidupan seksnya. Biasanya saat seks itu berubah menjadi kegiatan selingan, terburu-buru, atau malah dipaksakan, dapat dipastikan pernikahan tersebut ada dalam masalah.

Intinya, seks itu sama penting dan indahnya dengan pernikahan itu sendiri. Nikmati hubungan seks dengan rasa sayang dan cinta. Jadikan hubungan seks sebagai hal yang membahagiakan Anda dan pasangan.

Sumber : wolipop







Fase Krisis Dalam Perkawinan

Jakarta - Dalam tiap perkawinan, tak selamanya semua berjalan mulus. Ada beberapa fase yang biasanya dilewati oleh tiap-tiap pasangan.

Tak ada salahnya untuk mempelajari fase-fase yang akan dihadapi agar bisa mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi nanti. Berikut fase-fase dalam sebuah pernikahan yang diungkapkan seorang psikolog sekaligus konselor pernikahan Dr. Joseph Abraham.

Fase Bulan Madu
Ini adalah fase di bulan-bulan awal pernikahan. Rasa ketertarikan termasuk kegiatan bercinta masih sangat aktif. Pasangan hidup dalam kebahagiaan, seperti di negeri dongeng.

Fase Akomodasi
Fase ini dimulai sekitar 6 bulan pertama pernikahan. Pasangan mulai kembali ke dunia nyata di mana gelombang kecil pernikahan mulai timbul. Banyak hal-hal yang harus dikompromikan di antara keduanya, namun komunikasi adalah kunci utama untuk menyelesaikan fase ini dengan baik, sehingga sebuah kata sepakat bisa tercapai.

Fase Tantangan
Pasangan mulai dihadapkan dengan berbagai masalah yang timbul dari mereka sendiri, atau keluarga. Harapan-harapan yang terlalu tinggi terhadap pasangan akan menjadi bumerang dalam sebuah pernikahan. Dalam fase ini, pertengkaran akan terjadi jika komunikasi mulai berjalan kurang lancar. Terkadang pihak ketiga yang bersifat netral diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Fase Persimpangan
Saat masalah yang terjadi tak juga dapat diselesaikan dengan baik dan cenderung berujung pada pertengkaran tiada akhir, pasangan mulai dihadapkan dengan pilihan. Apakah pernikahan layak dipertahankan atau malah diakhiri.

Namun terkadang persimpangan yang dihadapi tak seburuk itu, karena masalah keuangan, keluarga dan sebagainya dapat diatasi dengan rasa pengertian dan komunikasi yang baik dari kedua pihak. Banyak pasangan mempertimbangkan di mana mereka harus tinggal, masa depan anak dan sebagainya.

Fase Terlahir Kembali
Fase ini adalah keadaan saat pasangan merasakan ketenangan kembali setelah berhasil menghadapi aneka tantangan hidup. Mereka seakan terlahir kembali bak pasangan baru. Tak jarang pasangan yang sengaja 'menikah kembali' (merayakan ultah pernikahan besar-besaran) untuk merayakan kelanggengan hubungan mereka setelah melalui 'badai'.

Sumber : wolipop


Impian Berlebih Yang Merusak Pernikahan

Siapa yang tak ingin memiliki hubungan bahagia selamanya layaknya cerita cinta di negeri dongeng. Cerita-cerita itu seringkali menjadi tolak ukur seseorang saat mencari jodoh dan menjalankan hubungan.

Namun keinginan memiliki hubungan layaknya sebuah dongeng bisa membuat Anda tidak realistis. Alhasil, tak satupun hubungan bisa berakhir dengan sukses.

Figur pangeran
dari negeri dongeng digambarkan dengan sosok pria tampan, baik, rendah hati, bergelimang harta dan setia. Namun di dunia nyata, belum tentu semua itu ada di dalam satu sosok pria.

Anda tak perlu memaksakan diri untuk terus mencari pria sesuai impian. Lebih baik carilah pria yang mencintai Anda serta bersedia berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi Anda. Ingat, tak ada gading yang tak retak. Semua orang pasti memiliki titik lemah. Yang harus dilakukan adalah mencari kelebihan lain yang bisa membuat titik lemah itu tak lagi berarti.

Happily Ever After Story
'And they lived happily ever after...' kalimat itu selalu menjadi penutup dongeng-dongeng cinta. Sungguh membuai, namun apakah benar sebuah hubungan cinta bisa berjalan mulus selamanya? Jawabannya tidak!

Jangan pernah berpikir pasangan Anda mampu memberikan kebahagiaan abadi. Ada kalanya ia bisa mengecewakan Anda, dan begitu pula sebaliknya. Hubungan Anda pun akan mengalami berbagai cobaan.

Namun itu bukan menjadi alasan untuk mengakhiri hubungan begitu saja. Saat hubungan didera cobaan, itu waktu bagi Anda dan pasangan untuk mempererat perasaaan. Komunikasi dengan kepala dingin serta keinginan kuat untuk mempertahankan hubungan adalah kunci utama. Setelah Anda bisa melewatinya, kebahagiaan yang datang tak akan bisa dibandingkan dengan apapun.

Intinya, jangan menjadikan sebuah dongeng menjadi patokan untuk mengukur hubungan Anda. Kaki Anda mungkin tidak melayang saat ciuman pertama, atau suami Anda bukanlah ksatria berkuda putih. Namun Anda berdua kini telah memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan pernikahan. Biarkanlah dongeng itu tetap di dalam buku cerita, dan cari sendiri arti hubungan sempurna untuk Anda.

Sumber : wolipop





Sikap Yang Tanpa Disadari Menghancurkan Pernikahan

Anda sudah setia, dan tidak mengkhianati pasangan, namun hubungan pernikahan tetap tak berjalan sesuai keinginan. Mungkin ada beberapa sikap Anda dan pasangan yang mengikis kebahagian pernikahan Anda.

Berikut sikap-sikap yang patut dihindari agar sebuah pernikahan tetap bahagia dan berjalan pada tempatnya.

1. Ketidaksinambungan antara memberi dan menerima
Saat Anda merasa terlalu banyak memberi, namun tak ada feedback dari pasangan, akan timbul rasa kekecewaan. Ketidaksinambungan itu akan mengikis kebahagiaan dalam pernikahan. Ingat, sebuah pernikahan berdasarkan cinta adalah mengenai hubungan timbal balik antar dua manusia. Ketika salah satu hanya memberi saja tanpa menerima apa-apa sama sekali, dapat dipastikan hubungan itu tak akan berjalan sesuai keingiinan.

2. Sikap terlalu dominan
Terlalu dominan dalam sebuah pernikahan akan membuat hubungan menjadi 'pincang. Perlu diketahui bahwa kedudukan Anda dan suami adalah partner yang saling melengkapi. Jika salah satunya terlalu memegang kendali, bahkan sampai tidak memperdulikan perasaan serta pendapat pasangan. Maka hubungan yang ada akan rusak.

3. Kurangnya kepercayaan
Kepercayaan harus dijaga dalam sebuah hubungan pernikahan. Saat kepercayaan itu hilang, konflik akan semakin sering terjadi. Alhasil pernikahan Anda akan terasa bak medan perang dengan pertikaian tanpa henti.

4. Manipulasi
Memanipulasi sama saja seperti menipu pasangan. Apapun alasannya, akan lebih baik jika Anda berkata jujur pada pasangan. Memanipulasi hanya akan mendorong Anda untuk berbohong lebih banyak lagi.

Sumber : wolipop





Antisipasi Masalah Pada Tahun Pertama Pernikahan
Sumber : wolipop

Jakarta - Suasana pernikahan seumur jagung tak selalu indah bak bulan madu. Riak-riak kecil bisa jadi timbul dan mengguncang kebahagiaan pengantin baru. Tak ada salahnya bagi Anda calon pengantin, atau para pengantin baru untuk mengetahui masalah yang sering muncul di tahun pertama pernikahan.

Menentukan Peraturan
Setiap pasangan akan menciptakan aturan keluarga dengan membawa latar belakang masing-masing. Tak jarang ada beberapa nilai yang bertolak belakang di antara keduanya.

Hal itu seringkali menjadi perseteruan. Nilai mana yang akan dipakai dalam sebuah rumah tangga dapat menjadi bahan pertengkaran. Sebaiknya bicarakan hal ini dengan baik. Setiap nilai pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Ajak suami untuk membuat daftar kekurangan dan kelebihan masing-masing nilai. Selanjutnya, Anda berdua lebih mudah menentukan mana yang terbaik.

Masalah Keuangan
Mengatur keuangan rumah tangga merupakan hal baru bagi Anda dan pasangan. Seringkali adu argumen pun terjadi. Terbukti juga dalam banyak penelitian, masalah keuangan adalah masalah yang paling sering menjadi penyebab perceraian.

Untuk mengatasinya, coba buat daftar pengeluaran rutin bersama suami, lalu bandingkan dengan pendapatan kalian berdua. Jika daftar pengeluaran sudah disetujui bersama, maka masalah keuangan tak akan lagi jadi bahan pertengkaran.

Masalah Mertua
Cekcok dengan mertua adalah hal yang paling umum terjadi dalam sebuah pernikahan. Anda dan suami memang harus menentukan sejak awal di mana peranan para mertua dalam rumah tangga. Sehingga jika salah satu orang tua melangkah terlalu jauh, Anda dan suami bisa bersama-sama menyikapinya.



Cinta Tak Cukup Mendasari Sebuah Pernikahan?


Jakarta - Jangan selalu memakai alasan cinta untuk melangkah ke hubungan yang lebih lanjut. Siapa sangka, ternyata cinta saja tak cukup untuk mendasari sebuah pernikahan.

Hubungan pernikahan tak selalu indah seperti yang dipaparkan film-film drama atau film kartun anak-anak. Jika Anda berpikir cinta bisa mengalahkan segalanya, sebaiknya simak hasil penelitian berikut.

Sebuah penelitian dilakukan di Universitas Nasional Australia. Sebanyak 2.500 pasangan suami istri diteliti. Mereka diklasifikasi menjadi pasangan yang masih bersama, berpisah (rumah) dan bercerai.

Dari penelitian terungkap bahwa perbedaan umur yang jauh antara suami dan istri ternyata mempengaruhi hubungan pernikahan. Laki-laki yang lebih tua 9 tahun atau lebih dari sang istri memiliki risiko cerai dua kali lebih besar.

Anak juga memiliki pengaruh besar dalam suatu hubungan pernikahan. Pasangan yang memiliki anak di luar nikah, sebelum meresmikan hubungannya biasanya juga memiliki risiko perceraian yang lebih besar.

Latar belakang keluarga juga memiliki andil dalam sebuah pernikahan. Angka perpisahan pasangan yang orang tuanya bercerai lebih banyak 6 persen ketimbang yang tidak.

Jadi ternyata sebuah pernikahan tak hanya harus didasari dengan cinta saja. Namun banyak juga yang harus Anda perjuangkan demi menjaga keutuhannya.


Tipe-tipe Suami Yang Perlu Diketahui (Bagian 1)
wolipop

Jakarta - Dr. Bethany Marshall, seorang konsultan pernikahan mengungkapkan beberapa tipe suami yang seringkali ditemui dalam pernikahan. Mempelajari tipe-tipe suami ini akan membuat Anda siap menghadapi segala sesuatu yang mungkin terjadi dalam pernikahan.

Si Penulis Naskah
Suami tipe ini memiliki ciri yang sangat tegas. Bagaikan seorang penulis naskah, ia merasa sang istri sebagai salah satu karakter hasil tulisannya. Sehingga ia bersikap mengenal pribadi sang istri. Bahkan terkadang ia bersikap seolah lebih tahu dibanding sang istri sendiri.

Saat tengah adu argumen atau bertengkar, suami tipe ini sering kali membuat pasangannya tersudut dengan bersikap dominan. Kata-kata menuduh seperti 'Kamu membohongi aku kan?', 'Tanpaku kamu bukan apa-apa,' dan sebagainya selalu dipakainya untuk membuat sang istri merasa kecil dan tidak berguna.

Cara menghadapi tipe pria seperti ini adalah dengan menyadarkannya, bahwa Anda bisa berdiri sendiri tanpa bantuannya. Jangan biarkan ia memanipulasi juga menyakiti Anda secara fisik maupun mental.

Si Pemegang Kontrol
Secara umum, pria memang cenderung bersikap dominan. Namun dominan bukan berarti ia harus 'mematai-matai' Anda setiap saat.

Ciri paling kental dari suami tipe ini adalah dia seolah tak ingin Anda memiliki privasi. Password e-mail serta akun jejaring sosial Anda juga menjadi miliknya. Jika pergi, tiap menit ia mengecek keberadaan Anda. Tak jarang ia memberi perintah untuk segala keputusan yang harusnya bisa menjadi keputusan Anda.

Menghadapi suami tipe ini memang butuh waktu. Tak mudah bagi Anda untuk mendapatkan kepercayaannya secara utuh. Namun tak ada salahnya untuk mencoba.

Anda bisa mengajaknya untuk ikut serta ke dalam lingkungan sosial Anda. Kenalkan ia pada sahabat, rekan kerja dan sebagainya. Jika ia sudah merasa nyaman dengan lingkungan sosial, maka perlahan ia pun akan mulai memberi kepercayaan.

Si Sempurna
Wajah tampan, latar belakang pendidikan baik, pekerjaan yang sukses serta sikap yang baik bisa jadi tergabung dalam sifat si suami sempurna. Siapapun akan bersyukur mendapatkan tipe suami seperti ini.

Namun siapa sangka, kesempurnaan tersebut juga bisa menimbulkan masalah. Sang istri biasanya memiliki krisis kepercayaan, merasa jelek, tak layak dan sebagainya. Daya tarik suami yang luar biasa membuat pasangannya menjadi merasa inferior.

Kadang karena menyadari kesempurnaannya, suami tipe ini juga sering tak memperdulikan pendapat istrinya. Tapi terkadang hal itu ia lakukan karena sang istri selalu ragu bahkan tidak percaya diri dalam memutuskan sesuatu.

Menghadapi tipe suami seperti ini hanya ada satu cara. yaitu mensejajarkan posisi Anda dengannya. Ingat, fisik, kecerdasan, kesuksesan bukanlah segala-galanya. Intinya saat ini ia telah memilih Anda sebagai pendamping hidupnya. Itu berarti Anda adalah wanita yang paling tepat berada di sampingnya. Jadi untuk apa merasa tidak percaya diri?

Masih ada lagi beberapa tipe suami yang diungkapkan Marshall yaitu :




Tipe-tipe Suami Yang Perlu Diketahui (Bagian 2)


Jakarta - Tadi sudah dibahas 3 tipe suami yang dikemukakan oleh konsultan pernikahan Dr. Bethany Marshall. Kini ada beberapa tipe lagi yang harus Anda ketahui.

4. Si Tidak Terlihat
Sesuai dengan namanya, tipe suami ini cenderung tertutup dan menjauh dari pergaulan sosial. Ciri utama dari sumi tipe ini adalah emosinya yang hampir tak terlihat. 'Dingin' adalah penggambaran sifat yang tepat. Tak hanya perasaan senang dan sedih, perasaan marah bahkan hasrat seksual pun hampir tidak nampak.

Problematika yang sering terjadi karena suami bertipe ini adalah tak adanya keintiman dalam rumah tangga. Kehidupan rumah tangga sangat kaku. Cara menghadapinya adalah, sang istri harus memancing emosi suami. Caranya tentu saja dengan mengekspresikan emosinya sendiri. Biarkan sang suami belajar mengemukakan perasaannya. Memang butuh waktu, namun hasilnya sangat berharga bagi kelangsungan rumah tangga Anda.

5. Si Anak Kecil
Sisi anak-anak tak akan pernah lepas dari kehidupan seseorang. Namun tekadang sisi tersebut melekat sedemikian kuatnya hingga mempengaruhi kehidupan si masa sekarang. Beberapa pria mengalami masalah tersebut.

Pria tipe ini cenderung mencari sosok wanita yang suka mengaturnya, mengurusi serta mengayomi. Biasanya pria-pria ini tertarik pada sosok wanita yang lebih tua. Namun sayang, terkadang pria dengan tipe ini cenderung malas.

Mereka terbiasa diurusi segala sesuatunya oleh sang istri, sehingga tak memiliki daya juang yang cukup tinggi. Untuk mengatasinya, biasakan suami dengan tipe seperti ini untuk bertanggung jawab. Komunikasikan padanya apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Jangan terus-terusan membantunya, biarkan ia mencari jalannya sendiri dalam keadaan terjepit. Hal ini akan memancingnya untuk bersikap lebih dewasa dan kuat.





Cara Buat Suami Makin 'Hot' Saat Bercinta






Suasana bercinta terasa membosankan? Mungkin gairah pasangan mulai menurun. Tidak tahu bagaimana bikin suami Anda kembali 'liar' di tempat tidur? Beberapa saran bercinta yang diungkap seksolog Susan Erasmus dalam Health24. Mudah-mudahan tips-tips berikut akan menyulut gairah bercinta suami Anda.

Rangsangan visual
Pria mudah sekali terangsang lewat visualisasi. Kamar redup dengan cahaya lilin akan membangkitkan hasratnya. Apalagi di kamar tersebut ia menemukan istri tercintanya berbaring dengan lingerie yang seksi. Suami tak akan berpikir dua kali untuk segera memuaskan Anda.

Tanyalah Fantasinya
Sesekali berilah 'golden ticket' bercinta pada suami. Katakan padanya bahwa malam ini Anda akan menuruti apapun keinginannya. Si dia pasti tak sabar untuk segera pulang ke rumah dan menghabiskan 'malam panas' dengan Anda.

Rangsangan spesial
Jika biasanya Anda memberi rangsangan dengan tangan dan bibir, kini tawarkan ia sesuatu yang lain. Menurut Susan, sentuhan dan rangsangan dengan menggunakan payudara akan membuat para pria tergila-gila.

Silakan mencoba!

Sumber : wolipop



















0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons